BISNIS PRODUK KERAMIK DINOYO
Sedang mencari info tentang BISNIS PRODUK KERAMIK DINOYO ? Jika itu yang Anda cari maka sekarang Anda sedang berada dihalaman yang tepat karena kami
INFO UKM INDONESIA terpercaya yang siap mengirimkan pesanan ke Seluruh Wilayan indonesia. Untuk Informasi lebih Lanjut, Anda bisa langsung hubungi kami di Call, SMS, Whatsapp : 0813 8245 45531
BISNIS PRODUK KERAMIK DINOYO. Awal, Syamsul Arifin hanyalah
salah satu karyawan di pabrik keramik
dekat rumahnya di kota Malang Jawa Timur. Bermodalkan Rp. 5 juta, tahun 1995,
ia memulai usah sendiri. Kini bisnisnya terus eksis. Bahkan dalam perjalanan
usahanya, ia sempat menjadi salah satu perintis tungku berbahan elpiji,
menggantikan bahan bakar lama yaitu minyak tanah.
Rumahnya sekaligus merangkap
menjadi ruang pamer dan bengkel kerja. Ratusan produk keramik mulai dari keramik
berukuran mini, seperti asbak rokok, vas bunga dan tempat aroma terapi hingga
yang berukuran cukup besar seperti patung loro blonyo dengan sikap berdiri.
Pasar keramik Syamsul tidak hanya
Bali, tetapi juga kota-kota besar lain di Pulau Jawa seperti Surabaya dan
Semarang. Namun dari semua pasar yang ada, daya serap Bali paling besar
mencapai 80% dari total produksi yang rata-rata mencapai 3000 buah perbulan.
Ada sekitar 200 item produk yang dibuat Syamsul, semuanya berjenis keramik
porselen ciri khas Dinoyo.
Pria yang juga menjabat sebagai
ketua Paguyuban Perajin Keramik Dinoyo tersebut mengatakan dirinya telah
berkecimpung dengan keramik sejak tahun 1980-an. Keinginannya yang besar untuk
memahami dan mengembangkan pembuatan keramik mendorongnya bekerja di pabrik
keramik milik pemerintah daerah yang berdiri sejak 1957.
Ia memberikan kesempatan jika ada konsumen, wisatawan, dan siswa sekolah yang ingin melihat atau belajar bagaimana membuat keramik di rumahnya.
Belajar Soal Keramik. Di
pabrik yang saat ini telah ditutup itu, Syamsul bekerja di bidang pembuatan
model dan cetakan. Ia juga sempat bekerja di bagian laboratorium sehingga
mengetahui komposisi campuran bahan keramik yang tepat.
Syamsul memulai usaha berskala
rumahan. Prestasinya yang menonjol membuat ia sempat mengenyam pendidikan di
Bandung, Tiongkok, Taiwan dan Jepang. Kegiatan itu difasilitasi oleh Kementrian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah serta perusahaan lokal yang menjadi bapak
angkat. Ia pun pernah mengikuti sejumlah pameran di dalam negeri dan di
australia.
Tahun 1997-1998, saat krisis
ekonomi menerpa Indonesia, nasalah tersebut tidak banyak berpengaruh terhadap
perajin keramik Dinoyo. Menguatnya nilai dollar AS terhadap rupiah memberikan
keuntungan bagi perajin. Harga jual produk keramik, terutama untuk pasar ekspor
menjadi murah dalam dollar AS. Kondisi ini kian mendorong mengalirnya permintaan
barang ke luar negeri. Keuntungan lebih besar diraup para perajin setempat.
Lokai Dinoyo yang sekaligus menjadi
obyek wisata di kota Malang juga memberikan keuntungan tersendiri. Produk
keramik Dinoyo sendiri telah melalui beberapa fase, dari jenis peralatan makan
termasuk di dalamnya gerabah, isolator listrik, hingga keramik hias yang kini
mendominasi. Peralatan makan banyak diproduksi massa sebelum ada pabrik. Saat
pabrik berdiri produksi mengarah ke isolator listrik.
Masih teringat dibenak generasi
ke tiga pembuat gerabah Dinoyo, dirinya pernah menjadi salah satu perintis
pembuatan tungku bahan bakar elpiji tahun 2000-an. Jika sebelumnya perajin
memanfaatkan minyak tanah sebagai bahan bakar tungku, mereka kemudian beralih
ke elpiji yang jauh lebih hemat.
Kini dibantu 10 karyawan, syamsul
terus berkreasi. Ia berupaya mengahasilkan produk-produk baru melalui sentuhan
desain yang menawan. Usahanya pun tidak lagi murni bisnis, tetapi ada juga
unsur edukasi. Ia memberikan kesempatan jika ada konsumen, wisatawan, dan siswa
sekolah yang ingin melihat atau belajar bagaimana membuat keramik di rumahnya.
0 comments:
Post a Comment