BISNIS PRODUK KERAMIK DINOYO

BISNIS PRODUK KERAMIK DINOYO. Awal, Syamsul Arifin hanyalah salah satu karyawan di pabrik  keramik dekat rumahnya di kota Malang Jawa Timur. Bermodalkan Rp. 5 juta, tahun 1995, ia memulai usah sendiri. Kini bisnisnya terus eksis. Bahkan dalam perjalanan usahanya, ia sempat menjadi salah satu perintis tungku berbahan elpiji, menggantikan bahan bakar lama yaitu minyak tanah.

Rumahnya sekaligus merangkap menjadi ruang pamer dan bengkel kerja. Ratusan produk keramik mulai dari keramik berukuran mini, seperti asbak rokok, vas bunga dan tempat aroma terapi hingga yang berukuran cukup besar seperti patung loro blonyo dengan sikap berdiri.

Pasar keramik Syamsul tidak hanya Bali, tetapi juga kota-kota besar lain di Pulau Jawa seperti Surabaya dan Semarang. Namun dari semua pasar yang ada, daya serap Bali paling besar mencapai 80% dari total produksi yang rata-rata mencapai 3000 buah perbulan. Ada sekitar 200 item produk yang dibuat Syamsul, semuanya berjenis keramik porselen ciri khas Dinoyo.

Pria yang juga menjabat sebagai ketua Paguyuban Perajin Keramik Dinoyo tersebut mengatakan dirinya telah berkecimpung dengan keramik sejak tahun 1980-an. Keinginannya yang besar untuk memahami dan mengembangkan pembuatan keramik mendorongnya bekerja di pabrik keramik milik pemerintah daerah yang berdiri sejak 1957.

Ia memberikan kesempatan jika ada konsumen, wisatawan, dan siswa sekolah yang ingin melihat atau belajar bagaimana membuat keramik di rumahnya.

Belajar Soal Keramik. Di pabrik yang saat ini telah ditutup itu, Syamsul bekerja di bidang pembuatan model dan cetakan. Ia juga sempat bekerja di bagian laboratorium sehingga mengetahui komposisi campuran bahan keramik yang tepat.

Syamsul memulai usaha berskala rumahan. Prestasinya yang menonjol membuat ia sempat mengenyam pendidikan di Bandung, Tiongkok, Taiwan dan Jepang. Kegiatan itu difasilitasi oleh Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah serta perusahaan lokal yang menjadi bapak angkat. Ia pun pernah mengikuti sejumlah pameran di dalam negeri dan di australia.

Tahun 1997-1998, saat krisis ekonomi menerpa Indonesia, nasalah tersebut tidak banyak berpengaruh terhadap perajin keramik Dinoyo. Menguatnya nilai dollar AS terhadap rupiah memberikan keuntungan bagi perajin. Harga jual produk keramik, terutama untuk pasar ekspor menjadi murah dalam dollar AS. Kondisi ini kian mendorong mengalirnya permintaan barang ke luar negeri. Keuntungan lebih besar diraup para perajin setempat.

Lokai Dinoyo yang sekaligus menjadi obyek wisata di kota Malang juga memberikan keuntungan tersendiri. Produk keramik Dinoyo sendiri telah melalui beberapa fase, dari jenis peralatan makan termasuk di dalamnya gerabah, isolator listrik, hingga keramik hias yang kini mendominasi. Peralatan makan banyak diproduksi massa sebelum ada pabrik. Saat pabrik berdiri produksi mengarah ke isolator listrik.

Masih teringat dibenak generasi ke tiga pembuat gerabah Dinoyo, dirinya pernah menjadi salah satu perintis pembuatan tungku bahan bakar elpiji tahun 2000-an. Jika sebelumnya perajin memanfaatkan minyak tanah sebagai bahan bakar tungku, mereka kemudian beralih ke elpiji yang jauh lebih hemat.


Kini dibantu 10 karyawan, syamsul terus berkreasi. Ia berupaya mengahasilkan produk-produk baru melalui sentuhan desain yang menawan. Usahanya pun tidak lagi murni bisnis, tetapi ada juga unsur edukasi. Ia memberikan kesempatan jika ada konsumen, wisatawan, dan siswa sekolah yang ingin melihat atau belajar bagaimana membuat keramik di rumahnya.

Kesuksesan Bisnis TOPI POLKA

Kesuksesan Bisnis TOPI POLKAMemanfaatkan rumahnya di Desa Tegalsari, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, sebagai tempat produksi, pria yang akrab disapa Koko (42) ini mengklaim sebagai satu-satunya pembuat topi polka di Malang, bahkan di Jawa Timur dan di Indonesia yang memanfaatkan limbah kayu jati. Perajin lainnya mungkin juga membuat topi polka tetapi dengan bahan yang lain.

Koko menyusun lembar demi lembar sisa kayu jati tipis atau biasa disebut vinil menjadi topi. Benda itu tidak saja melindungi kepala dari panas, tetapi juga memiliki nilai estetika tinggi. Ia pun memasukkan unsur-unsur filosofis di dalamnya, seperti pemakaian lima lembar vinil di sisi kiri dan kanan untuk menggambarkan dasar negara Indonesia.

Selain itu terdapat juga satu lembar vinil di bagian tengah, membujur dari depan ke belakang, tepat di atas kepala yang ia sebut sebagai garis khatulistiwa. Untuk mempertegas kesan NKRI, Koko memasangkan pin kecil lambang negara Garuda Indonesia di bagian depan topi.

Perlahan tapi pasti. Begitulah yang terjadi pada usaha Koko. Dalam sebulan ia bisa menjual hingga 20 topi polka. Dengan harga Rp. 225.000 – Rp. 250.000 per unit, pembeli tidak hanya dari sekitar Malang dan Surabaya, tetapi juga dari luar daerah. Topi polka buatannya juga pernah menjadi oleh-oleh pekerja asal Brazil dan Meksiko yang tengah berkunjung ke Malang.

Menggeluti kerajianan tangan skala kecil memang tidak mudah. Koko mengakui dirinya sempat jatuh bangun menekuni usahanya tersebut. 

Pelanggan Khusus.  Usaha pembuatan topi memang gampang-gampang susah. Koko paham bahwa produknya tergolong kategori low moving. Pembelinya hanya orang-orang tertentu yang punya ketertarikan khusus. Mereka juga umumnya puas setelah punya satu barang. Itupun rata-rata topi itu disimpan untuk benda pajangan, bukan untuk aktivitas sehari-hari.

Pembeli biasanya tahu topi polka buatan Koko dari mulut ke mulut. Untuk bisa mendapatkan topi itu, mereka tidak perlu menunggu lama. Di rumah Koko sudah ada beberapa topi jadi jika ada pembeli datang. Kecuali untuk pesanan dalam jumlah besar, ia akan meminta tenggat untuk membuatkannya.

Koko sendiri tidak memiliki gerai pamer. Di malang hanya ada satu toko yang menjual topi tersebut berlokasi di kawasan Balai Kota Malang. Tentu saja harga jual topi di gerai tersebut lebih mahal dari harga di tempat produksi. Untuk memasarkan ke pasar yang lebih luas masih ada kendala.

Awal keterlibatan Koko dengan topi terjadi saat dirinya sering melihat komunitas sepeda yang suka memakai topi klasik. Namun dalam perkembangannya, model topi itu tidak pernah berubah. Bentuknya hanya bulat itu-itu saja. Sementara di rumahnya terdapat limbah kayu jati yang tidak dimanfaatkan. Koko sendiri sebenarnya memiliki kesibukan lain yakni membuat mebel berbahan kayu.

Pria lulusan SMA di Malang inpun memutar otak bagaimana membuat topi polka yang berbeda dengan lainnya. Ia mencoba berbagai cara dan metode bagaimana merangkai lembar demi lembar vinil menggunakan lem dengan kualitas baik. Begitu berhasil , Koko tidak serta merta langsung menjualnya. Topi-topi itu dipakai sendiri. Jika ada teman yang suka dan menginginkan, baru ia membuatnya dengan harga teman. Koko baru benar-benar menjual untuk umum secara profesional pada tahun 2005.

Menggeluti kerajianan tangan skala kecil memang tidak mudah. Koko mengakui dirinya sempat jatuh bangun menekuni usahanya tersebut. Soal tenaga kerja , misalnya, ia pernah mempekerjakan 15 karyawan pada tahun 2009 – 2011 sebelum akhirnya tinggal satu orang. Banyak karyawan lebih memilih pekerjaan lain yang lebih instan.

SUKSES MEMBAWA PRODUK TOPENG BATIK KAYU KE MANCANEGARA

SUKSES MEMBAWA PRODUK TOPENG BATIK KAYU KE MANCANEGARA. Berani keluar dari zona nyaman. Itulah yang dilakukan Catur Sugiono, asli Purwodadi, Jawa Tengah. Dengan posisi yang bagus dan fasilitas yang memadai di salah satu perusahaan perak di Jakarta, ia memilih resign dan mengejar mimpi yang lebih besar. Di tahun 1996, ia memulai usaha topeng cat dengan modal sebesar Rp. 1,5 juta. Usaha topeng cat ini hanya bertahan satu tahun karena tingkat kesulitan untuk membuat produk tersebut cukup tinggi sehingga ia mengalihkan ke usaha topeng batik. Tempat usaha awal di Pasaraya Grande Blok M, Jakarta Selatan.

Produk. Topeng batik merupakan produk dari kayu yang dibatik dengan berbagai motif sesuai dengan jenis dan model yang diinginkan. Bahan dasar yang dipilih adalah kayu Sengon dan kayu Pule. Pemilihan bahan kayu jenis ini karena memiliki pori-pori yang besar sehingga memungkinkan daya serap yang bagus dan memberikan efek pewarnaan yang bagus pula. Kayu-kayu tersebut dipotong sebesar sesuai model seperti topeng, nampan, miniatur binatang-binatang, dan sandal yang kemudian dibatik sesuai dengan warna yang ditentukan.

Dalam sebulan, ia bisa memproduksi 5000 pieces dengan menghabiskan puluhan kubik kayu. Semua bahan baku ini dibeli di daerah Yogyakarta, Magelang dan derah-daerah sekitar. Tempat produksi usaha ini ada dikawasan Jogonalan, Bantul-Yogyakarta. Dengan mempekerjakan 50 orang tim produksi untuk menyuplai tujuh outlet miliknya antara lain dua tempat di Sarinah-Thamrin, Jakarta Pusat, dua tempat di terminal E dan D Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng-Tangerang, dan tiga tempat di Kuta-Bali.

Menembus pasar mancanegara. Sejak tahun 1999, catur sudah mulai mengekspor produknya ke beberapa negara seperti Italia, Jamaika, India, Afrika Selatan dan Perancis. Biasanya para pelanggan ini tidak favorit pada desain tertentu tapi lebih memilih warna-warna tertentu. Jepang dan China menyukai warna cerah sedangkan kawasan Amerika lebih menyukai warna-warna klasik seperti cokelat.

Sejauh ini para peminat topeng batik ini terutama dari mancanegara akan lebih memilih produk yang dibuat secara hand made dengan memilki tingkat kesulitan yang tinggi

Sejauh ini para peminat topeng batik ini terutama dari mancanegara akan lebih memilih produk yang dibuat secara hand made dengan memilki tingkat kesulitan yang tinggi apalagi jika ditambah dengan nilai historis yang tertuang dalam berbagai relief yang dibuatnya. Khusus untuk masyarakat Asia seperti China dan Jepang, produk itu akan semakin diminati kalau mengandung unsur hoki.

Pameran sebagai media promosi yang efektif. Ketika memulai usaha di tahun 1996 dan bahkan sampai sekarang, Catur meyakini media yang paling tepat adalah dengan mengikuti pameran baik di dalam maupun luar negeri, apalagi segmentasi pasarnya adalah menengah keatas. Saat ini dalam satu tahun, ia bisa mengikuti 4 pameran di dalam dan 4 pameran di luar negeri.

Jatuh bangun usaha. Tidak ada jalan yang tanpa berkelok-kelok. Demikian juga dengan bisnis yang ditekuni Catur tidak selamanya berjalan lancar. Di tahun 2004, Catur harus menelan pil pahit karena mengalami kerugian yang tidak sedikit, sekitar Rp. 200 juta. Produk dalam jumlah besar sudah diproduksinya dengan susah payah ternyata tidak jadi diambil oleh pemesannya, buyer dari India. Selain itu, ada juga produk-produknya diklaim karena tidak sesuai dengan pesanan. Tapi kejadian ini dijadikannya proses pembelanjaran yang sangat berguna.


Catur merupakan pribadi yang memandang segala sesuatu secara positif. Baginya persaingan dalam bisnis ini memang sangat ketat. Walaupun demikian bukan berarti tidak bisa bersaing secara intens menciptakan produk yang disukai oleh pasar sehingga produknya tetap dicari oleh customers. 

Menjual MIE AYAM SEHAT 3 WARNA Menguntungkan

Menjual MIE AYAM SEHAT 3 WARNA Menguntungkan. Bisnis kuliner terbilang tidak ada matinya, di setiap sudut kota bahkan jalan protokol berjejer para pengusaha kuliner mulai tenda-tenda pedagang kaki lima, ruko hingga resto di mal. Ditengah ketatnya persaingan usaha kuliner, agar tetap eksis dibutuhkan kreativitas produk namun tetap memperhatikan cita rasa sesuai selera konsumen. Seperti halnya Riri Nurjadi, pemilik gerai Mie Ayam Sehat 3 Warna yang membuat menu kuliner Mie Ayam dengan bahan sayuran yang aman dan sehat untuk dikonsumsi tanpa bahan pengawet. Berkat kreativitasnya tersebut, Riri juga bisa meraup omzet Rp. 45 juta perbulan dengan keuntungan bersih sekitar 50%.

Saat memulai usaha tahun 2011 lalu, Riri menggelontorkan modal sekitar Rp. 25 juta untuk membeli alat produksi, bahan baku dan renovasi tempat usaha. Saat mengawali usaha, respon pelanggan di hari pertama sungguh luar biasa.

Inilah yang ditekankan Riri, bahwa semua konsep atau brand boleh ditiru namun masalah rasa tidak bisa ditiru.

Keistimewaan. Riri mengusung strategi pemasaran untuk meningkatkan keuntungan usahanya, dengan membuat dua model ruangan yaitu model indoor dan outdoor. Pembeli bisa memilih tempat yang diinginkan. Ia berharap dengan dua model ruangan ini, Mie Ayam Sehat 3 Warna banyak disukai bukan hanya menyasar kalangan menengah baik anak-anak, remaja dan orang tua.

Keunikan lain yang dihadirkan Riri dengan membuat Mie Ayam berbahan sayur tanpa menggunakan bahan pengawet, tanpa formalin, tanpa penyedap rasa dan yang terpenting quality control diperhatikan.
Satu porsi Mie Ayam ada tiga warna mie yaitu warna merah yang terbuat dari bit, hijau terbuat dari sawi dan orange terbuat dari wortel. Tetapi pembeli pun bisa memilih jenis mie yang diinginkan untuk satu porsinya, bisa satu warna, dua warna atau tuga warna. Harga satu porsinya Rp. 11 ribu dan jika menggunakan bakso rp. 13 ribu per porsi. Mie Ayam 3 Warna ini pun menawarkan berbagai jenis minuman dari kemasan hingga aneka juice.

Tip Eksis. Meskipun tidak mempunyai keahlian membuat Mie Ayam tidak menjadi penghalang Riri untuk menjalankan usaha ini. Ia pu sempat mengikuti kursus membuat Mie Ayam di Tangerang selama sehari, karena ia yakin usaha ini akan berkembang. Menurutnya gagal dan bangkit adalah hal wajar dalam usah, ia pun terus mencoba untuk menghasilkan rasa Mie Ayam yang disukai konsumen. Keluarga dan tetangga menjadi tester dari produknya sebelum membuka usaha dan setelah responnya positif, ia pun tidak ragu untuk memulai usaha ini.

Agar usahnya tetap survive, Riri terus melakukan kreasi menu inovatif, menjaga kualitas produk dalam hal ini taste dari makanan yang dibuatnya serta mempertahankan ciri khas. Menurut Riri dari pertama menjalankan usaha ini i selalu mempertahankan rasa dan kualitas, kalupun ada perubahan hanya pada varian saja.
Pemilihan lokasi usaha menurut Riri juga mempengaruhi penjualan. Ramai atau tidaknya tempat usaha tergantung lokasinya dan ini tentu akan berpengaruh terhadap omzet. Setiap harinya rata-rata Riri bisa menjual 80-100 mangkok Mie Ayam. Khusus hari Sabtu, Minggu dan awal bualn penjualan mengalami peningkatan hingga 10% dibandingkan hari biasa. Setiap bulan Riri bisa meraup omzet hingga Rp. 45 juta dengan keuntungan 50%.

Banyak Peniru.  Banyak sekali pembeli yang tertarik untuk membuka Mie ayam Sehat 3 Warna ini dengan sistem franchise. Melihat banyaknya peminat Mie Ayam sehat 3 Warna, salah satu pelanggannya justru ada yang menduplikasi usaha Riri ini.  Mulai dari brand, foto produk dan konsep ruangan. Namun karena kualitas dan rasa yang jauh berbeda dengan aslinya usaha itu pun hanya bertahan 3 bulan saja. Inilah yang ditekankan Riri, bahwa semua konsep atau brand boleh ditiru namun masalah rasa tidak bisa ditiru.

HASIL PANEN BUDIDAYA HIDROPONIK DAN AKUAPONIK MAKIN DICARI

Jika dulu bercocok tanam identik dengan tanah dan lahan yang luas serta berada jauh dari perkotaan, lain halnya dengan saat ini. Seiring berkembangnya teknologi pertanian dan tuntutan semakin dibutuhkannya sayur dan buah kualitas bagus di swalayan, toko buah dan supermarket membuat para pelaku usaha dibidang pertanian berfikir keras untuk memanfaatkan peluang tersebut. Hingga ditemukan teknologi pertanian yang tidak lagi bergantung pada tanah sebagai media tanam tetapi beralih menggunakan media air sebagai suplai nutrisi tanaman.

Hidroponik, aeroponik dan akuaponik adalah teknologi terapan di bidang pertanian yang menggunakan media air untuk memproduksi sayuran dan buah. Lantaran tidak menggunakan tanah, otomatis hasil panen menjadi lebih bersih dan biasanya jarang terkena hama dan penyakit tanaman yang banyak berasal dari tanah.

Aeroponik dan akuaponik sebenarnya adalah bagian dari pengembangan teknologi hidroponik. Pertanian hidroponik sendiri adalah menanam tanaman dengan cara menggantung tanaman menggunakan tempat styrofoam atau bahan yang bisa mengapung diatas air dengan akar menjulur kebagian bawah pada tempat penampungan air yang telah diberi nutrisi.

Sama seperti hidroponik, namun cara kerja aeroponik akar dibiarkan menggantung dan suplai nutrisi diberikan dengan cara disemprotkan berkali-kali setiap hari. Sedangkan akuaponik adalah sistem pertanian hidroponik yang digabungkan dengan budidaya ikan sebagai sumber nutrisi yang akan diserap tanaman. Pertanian akuaponik ini sendiri bisa dikatakan sebagai pertanian organik hidroponik karena nutrisi yang diserap tanaman bukan berasal dari pupuk sintetis melainkan dari kotoran ikan yang terlarut dalam kolam ikan. Hidroponik memang lebih dahulu diterapkan oleh para pelaku usaha sayuran yang menyuplai ke berbagai supermarket. Sedangkan untuk akuaponik dan aeroponik mulai diterapkan dalam skala bisnis besar sekitar tahun 2000 an. 

Prospek dan persaingan. Edi Sugiyanto dari Agrifarm mengatakan di Indonesia baru sekitar 200 hektar lahan digunakan sebagai lahan pertanian hidroponik. Sedangkan khusus akuaponik dan aeroponik masih sangat sedikit yang melakukan dalam skala besar sehingga persaingan belum ketat. Padahal harga jual sayuran hasil pertanian ini lebih mahal.

Dedi Siswandi, Manager Marketing Parung Farm, menerangkan bahwa bercocok tanam dengan teknologi hidroponik, akuaponik maupun aeroponik bisa dilakukan dilahan terbatas seperti halaman rumah dengan peralatan sederhana seperti bak penampungan air, paralon, pompa, talang air dan styrofoam yang dirangkai. Jika ingin hasilnya maksimal bisa diberikan atap sehingga sayuran yang ditanam tidak langsung terkena sinar matahari maupun hujan. Namun untuk skala usaha, pertanian tersebut dilakukan dalam green house agar suhu, kelembaban tanaman terjaga dan melindungi tanaman dari serangan hama penyakit.

Kelebihan dan kelemahan. Dibandingkan hasil pertanian konvensional yang menggunakan media tanah, berbagai teknik penanaman dengan menggunakan media air ini, menghasilkan sayuran dan buah yang lebih baik. Teksturnya lebih renyah, tidak banyak yang terbuang pada proses pasca panen menjelang panen karena kandungan nutrisinya lebih terukur dan lebih baik.  Bisa panen lebih banyak dan lebih cepat.

Bahkan bagi budidaya sayur dan buah dengan sistem akuaponik lebih menguntungkan lagi, karena dari satu lahan yang sama bisa menghasilkan sayuran dan ikan secara bersamaan.  Sementara itu kelemahan cara ini untuk skala usaha yakni investasi konstruksi bangunan dan instalasi di awal terbilang cukup tinggi jika membangun green house dengan penyanggah besi.

Komoditas yang cocok. Yang harus diperhatikan dalam teknik budidaya hidroponik, aeroponik maupun akuaponik adalah tak semua jenis tanaman bisa ditanam begitu juga dengan jenis ikannya. Hanya sayuran dan buah dengan akar serabut yang bisa ditanam dengan metode ini, sedangkan ikan yang bagus adalah ikan yang dikonsumsi karena kotoran yang dihasilkan lebih banyak.

Produsen bisa menjual langsung produk sayur buahnya ke supermarket seperti yang dilakukan Randi Farm (Purwokerto) atau melalui supplier seperti yang dilakukan Sidik (Jakarta Timur). Selisih harga di supermarket bisa sekitar 20 % - 30 % dari harga di kebun. Agar lebih dikenal luas dan langsung mendapat rekanan bisnis, bisa mempromosikan produk melalui pameran.

SOVENIR KHAS JAKARTA

SOVENIR KHAS JAKARTA. Setelah menyelesaikan studi di Singapura, Ayu Rahmawaty kembali ke Jakarta dengan harapan bisa mendapatkan pekerjaan layak dengan gaji tinggi. Sekembali ke Jakarta Ayu pun melamar ke berbagai perusahaan namun tak satu pun perusahaan yang didatangi memberikan penawaran gaji sesuai keinginannya. Mulailah tebersit dalam benaknya untuk membuka usaha sendiri dengan membuat berbagai sovenir khas Jakarta. Seperti yang ia lihat di setiap tempat perbelanjaan dan tempat wisata di Singapura selalu ada sovenir.

Ayu melihat belum ada pelaku bisnis yang berkecimpung dalam bisnis sovenir khas Jakarta sehingga menambah semangat untuk merealisasikan ide usahanya. Tak membuang waktu, awal tahun 2005 Ayu pun mulai merintis usaha dengan modal awal yang cukup minim hanya  Rp. 10 juta. Modal itu dibelikan bahan baku, peralatan seperti kompresor, amplas, ember dan gaji karyawan. Memasuki tahun 2006 Ayu mendaftarkan dirinya masuk menjadi mitra binaan UMKM DKI Jakarta. Melihat respon dan potensi pasar usahanya yang bagus, Ayu mendapatkan suntikan dana tambahan dari BUMN Telkom sebesar Rp. 100 juta dengan masa pengembalian 2 tahun.

Tempat produksi Ayu menempati kios seluas 3x3 m di bilangan Klender Jakarta Timur yang ia jadikan workshop dengan sewa per bulan Rp. 15 juta. Namun berkat omzet yang terus meningkat, di tahun 2007 workshop tersebut dibelinya seharga Rp. 120 juta.

Wanita kelahiran 46 tahun ini mendapatkan keahlian dengan mendesain setiap produk dengan belajar secara otodidak. Ia punya hobi melukis sehingga sedikit banyak tahu mengenai seni dan desain. Ayu sudah mematenkan Gimblett sebagai brand usahanya di HAKI.

Menurut Ayu prospek usaha sovenir Jakarta akan cerah.

Menurut Ayu prospek usaha sovenir Jakarta akan cerah. Bisa dilihat dari tahun ke  tahun jumlah konsumen mengalami tren peningkatan sebesar 20%, apalagi makin banyaknya turis domestik maupun mancanegara.

Produk. Saat memulai usaha produk sovenir pertama yang dibuat Ayu adalah T-shirt bergambar icon Jakarta dan miniatur Monas dan setelah satu tahun usahanya berjalan Ayu mulai memproduksi berbagai sovenir khas Jakarta antara lain seperti magnet tempelan kulkas berbentuk bajaj orange, miniatur abang none Jakarta, tempat menaruh pulpen berbentuk sepasang kepala ondel-ondel, pin karakter yang memiliki tangan dan kaki, miniatur Monas ukuran mini dengan bagian bawahnya terdapat per sehingga bisa bergoyang dan yang paling terbaru adalah tutup gelas berbentuk ondel-ondel dengan tinggi 18 cm. Harga yang ditawarkan antara Rp. 12 ribu-Rp250 ribu per buah.

Produk baru dikeluarkan sekitar 6 bulan hingga setahun sekali, sebanyak satu sampai dua produk baru. Untuk menentukan harga jual tergantung ongkos karyawan, daya beli konsumen, bahan baku dan tingkat kesulitan. Dari segi pelayanan ia sangat memperhatikan keluhan konsumen dengan mengganti produk yang rusak setiap pengiriman tanpa dikenakan biaya tambahan.

Eksis. Ayu mengaku hampir 10 tahun usahanya tetap eksis tak lepas dari kreasi produk secara terus menerus, mengasah kekreatifan, pangsa pasar yang luas dan prospeknya yang cerah. Ia juga membuat sovenir khas Jakarta dengan ciri khas tertentu seperti berani memberikan warna-warna yang mencolok khas Betawi. Kelebihan lain adalah kualitas produk yang kuat dan tak mudah rusak.

Bahan Baku. dalam sebulan Ayu membeli bahan baku satu kali namun jika order sedang tinggi ia bisa melakukannya lebih dari satu kali. Bahan baku utamanya ialah resin yang dibeli di pasar Jatinegara Jakarta Timur. Bahan lain seperti cat di Pondok Bambu Jakarta Timur dan Magnet di daerah kota Jakarta Barat. Proses produksi satu model sovenir cukup mudah dan simpel, namun dalam membuat desain keterampilan menggambar dan tingkat kreativitas sangat dibutuhkan. Ayu dibantu oleh dua orang karyawan di bagian produksi dan belanja bahan baku, bagian pengecatan langsung ditangani Ayu sendiri.

Pemasaran. Mengingat keterbatasan modal usaha, pertama kali Ayu memasarkan produk secara online, setelah usaha berkembang dua tahun kemudian ia membuka workshop di Jakarta Timur. Setelah Ayu bergabung dengan UMKM Jakarta ia pun mendapatkan kesempatan memasok produknya dijual di cawan Monas. Saat usahanya mulai berkembang Ayu ikut serta pameran PRJ. Tahun 2007 Ayu pun mempertajam pemasarannya dengan titip jual produk di berbagai toko dan galeri.

Dalam sebulan Ayu memproduksi 1000 buah persatu model produk dan saat ini Ayu telah memiliki lebih dari lima model produk yang setiap bulannya laku terjual. Tak heran ia mampu mengantongi omzet hingga 130 juta perbulan dengan keuntungan bersih 40%-50%.

BUDIDAYA BAWAL BINTANG MEMBERIKAN UNTUNG BESAR

BUDIDAYA BAWAL BINTANG MEMBERIKAN UNTUNG BESAR. Bawal termasuk salah satu komoditas ikan yang cukup digemari masyarakat. Selain harganya lebih murah dari daging ayam dan sapi, bawal memilki daging yang tebal dengan rasa yang lezat dan tulangnya sedikit. Ada dua macam bawal yang dikenal masyarakat yakni bawal air laut dan bawal air tawar. Memilki kemiripan bentuk seperti badan yang pipih dan bulat dan warna kulit perak keabu-abuan, ekor bercagak, dan sisik yang halus membuat masyarakat menyebutnya sebagai ikan yang sama yakni ikan bawal, padahal kedua ikan ini merupakan jenis ikan yang berbeda.

Serupa tapi tak sama. Bawal Bintang merupakan salah satu jenis ikan bawal air laut yang saat ini tengah populer dan sangat diminati. Bawal bintang yang banyak dibudidaya saat ini berasal dari perairan laut Taiwan yang banyak dibudidaya petani di tepian laut. Prospek usahanya cukup menjanjikan. Mahalnya harga bawal air laut ini juga dikarenakan ukuran ikan yang dihasilkan lebih besar dari daripada bawal air tawar serta menghasilkan daging yang lebih kenyal, tidak berbau lumpur dan lebih fresh. Sudah ada beberapa daerah yang membudidaya Bawal Bintang ini seperti di laut Batam, Kepulauan Riau, Kepulauan seribu dan daerah Situbondo, Jawa Timur.

Sementara itu yang disebut dengan ikan bawal air tawar merupakan ikan yang berasal dari sungai Amazon, Brazil, Amerika Selatan. Bawal air tawar ini banyak dikembangkan petani di Bogor, Cibaraja, Cisaat, Sukabumi, Cilacap, Tasikmalaya dan Garut Jawa Barat. Selain itu bawal air tawar juga mulai banyak dibudidayakan di Pontianak, Pekan Baru, Riau, Medan, dan Bali. Meski harganya tak semahal Bawal Bintang, namun bawal air tawar ini memiliki genetik yang bagus sehingga bisa panen lebih cepat yakni sekitar 3 bulan sedangkan Bawal Bintang perlu waktu 3-6 bulan.

Menurut Ahmad Hadadi dari Dinas Perikanan dan Kelautan, prospek usaha budidaya bawal sangat menjanjikan, pasalnya bawal sangat diminati dan banyak permintaan datang dari hotel, restoran, rumah makan, warung tenda seafood, pengepul dan pasar tradisional.

Prospek usaha budidaya bawal sangat menjanjikan

Budidaya. Lantaran lokasi budidaya bawal air tawar dan air laut berbeda tentu investasi yang diperlukan juga berbeda. Menurut Ibnu Hajar, pembudidaya bawal air laut di Kepulauan seribu, untuk memulai usaha budidaya bawal air laut perlu investasi kurang lebih Rp. 40 juta, hanya untuk membuat keramba jaring apung ukuran 30 x 30 meter di tepi pantai. Untuk bibit dan pakan jika ditotal sampai panen perlu modal sekitar Rp. 100 jutaan, yang bisa panen 7 ton. Berbeda dengan modal yang dikeluarkan Ance Trio Marta pembudidaya bawal air tawar, hanya perlu modal awal sekitar 7-8 juta untuk memulai budidaya 2000 ekor bibit ikan bawal yang dapat menghasilkan 1000 kg/1 ton ikan bawal pada kolam tanah ukuran 10 x 10 meter.

Menurut Rinaldi, secara umum ikan bawal lebih bagus dibudidaya dengan debit air yang cukup deras. Sehingga tepian laut atau membuat kolam air deras dari aliran air sungai sangat bagus untuk mempercepat pertumbuhan. Dari sisi biaya produksi, budidaya bawal bisa ditekan, Bawal itu pemakan segala, jadi selain pakan berupa pelet, bisa diberi pakan alami berupa keong, siput, dedaunan, limbah sayuran hingga ikan rucah.

Sementara itu ditingkat pembudidaya ikan bawal juga terbagi dua yakni pembibitan dan pembesaran. Menurut Nasir Sani, pembibit bawal air tawar, Sukabumi, menjadi pembibit juga menguntungkan, dari satu pasang indukan siap kawin umur lebih dari 3 tahun berat 1-1,5 kg dapat menghasilkan 200-300 ribu bibit sekali perkawinan. Namun jika dihitung-hitung usaha pembesaran bawal lebih menjanjikan untung yang cukup besar.  Karena harga jual bawal air laut lebih mahal daripada bawal air tawar , maka keuntungan paling besar diraup petani bawal air laut.

Pemasaran. Salah satu kelemahan petani ikan di indonesia adalah sulit mencari pasar yang bisa memberikan harga bagus. Maka dari itu di beberapa daerah banyak tengkulak, pengumpul ikan yang membeli bibit atau bawal siap konsumsi dari petani dengan harga murah dan menjualnya dengan harga tinggi ke pasar. Bahkan banyak pula tengkulak yang sengaja memasok pakan pada petani dan petani wajib menjual hasil panen bawal pada tengkulak dengan harga yang telah ditentukan.


Sementara itu kendala di pembibitan adalah tingkat kematian mencapai 10%-20% dari mulai telur menetas hingga bibit ukuran korek. Sedangkan kendala di usaha pembesaran bawal adalah serangan penyakit bintang putih karena virus atau bakteri yang sering datang saat musim hujan yang dapat ditangani dengan memberikan garam dalam kolam.

BISNIS OBAT HERBAL SEMAKIN MENCORONG

BISNIS OBAT HERBAL SEMAKIN MENCORONG. Konsep back to nature turut membawa angin segar bagi pertumbuhan bisnis obat herbal di Indonesia, apalagi semakin mahalnya biaya pengobatan medis membuat masyarakat saat ini lebih memilih obat herbal. Berdasarkan data hasil susenas, penggunaan oabt herbal dari tahun ke tahun meningkat.

Obat herbal saat ini juga sudah dimanfaatkan oleh kalangan medis yang melakukan uji klinis sehingga obat herbal memiliki standar sebagai obat fifofarmaka. Pada dasarnya obat herbal dibagi menjadi tiga yaitu yang disebut jamu, herbal berstandar, dan fifofarmaka. Herbal fifofarmaka adalah obat-obatan herbal yang sudah melalui uji klinis dan sudah dikemas sedemikian rupa oleh pabrik farmasi dalam bentuk sirup, tablet atau kapsul. Namun jumlah obat fifofarmaka saat ini masih hanya sekitar lima produk yang beredar yaitu Nodiar sebagai anti diare, Rheumaneer sebagai anti rematik, Stimuno sebagai peningkat daya tahan tubuh, Tensigard Agromed sebagai obat anti hipertensi serta X-Gra untuk mempertahankan stamina laki-laki.

Sementara yang dimaksud herbal terstandar adalah obat herbal yang baru melalui uji praklinis yang banyak dijumpai dipasaran. Sedangkan obat herbal berupa jamu telah berkembang dalam masyarakat secara tradisi diturunkan dari satu generasi ke lain generasi dan biasanya ditemui di toko-toko jamu. Masih sedikitnya obat herbal yang tergolong fifofarmaka yang sudah melalui uji klinis dikarenakan waktu uji yang sangat lama karena harus melalui riset, lab, uji pada hewan dan manusia. Selain itu dikarenakan proses pengurusannya memerlukan biaya besar bisa mencapai miliaran rupiah.

Meski saat ini perkembangan obat herbal masih banyak dijumpai pada jenis obat herbal berstandar, namun masyarakat sudah banyak merasakan khasiatnya, bahkan memiliki keunggulan dibandingkan obat kimiawi. Menurut dr. Setiawan Dalimartha, bahwa obat medis untuk penghilang rasa sakit hanya bisa menghilangkan gejala rasa sakit yang ditimbulkan dari suatu penyakit tetapi tidak mampu menyembuhkan penyakit tersebut. Sedangkan pada obat herbal seperti mengkudu, selain berfungsi sebagai penghilang rasa sakit juga merupakan obat anti kanker, darah tinggi dan kolesterol tinggi.

Bahkan obat herbal tak hanya bisa menyembuhkan penyakit saja tetapi juga bermanfaat bagi kecantikan seperti minyak zaitun jika diminum berkhasiat menurunkan total kadar kolesterol, mencegah timbulnya berbagai macam kanker, mengurangi terjadinya penyumbatan dan penebalan pembuluh darah, meredakan demam dan sebagai antioksidan yang mengurangi efek buruk sinar uv. Jika dipakai sebagai obat luar juga bisa mencegah kerontokan rambut dan melembabkan kulit. Selain itu hampir tidak ada efek samping dibandingkan obat kimiawi. Agar lebih berkhasiat konsumsi obat herbal sebaiknya diiringi dengan pengobatan alternatif seperti bekam, akupresur, refleksi dan lain-lain.

Modal awal pun tak harus besar bahkan cukup dengan modal Rp. 1 juta anda sudah bisa membuat obat herbal.

Pilihan Usaha.  Sebagai pemula usaha obat herbal dituntut untuk mengetahui seluk beluk mengenai obat herbal dan saat ini sudah banyak pelatihan yang diadakan termasuk menjadi anggota Asosiasi Pengobat Tradisional Ramuan Indonesia. Modal awalpun tak harus besar bahkan cukup dengan modal Rp. 1 juta anda sudah bisa membuat obat herbal. Yang perlu diperhatikan adalah membuat supaya obat herbal bisa awet. Ini bisa dilakukan dengan cara sederhana selain menggunakan bantuan penyinaran sinar gama yang dilakukan di Badan Tenaga Nuklir Nasional di Jakarta Selatan. Selain itu penyimpanan stok produk yang sudah dikemas di botol tidak boleh di tempat lembab dan tidak terkena sinar matahari langsung. Namun bila anda tak mau repot mengurus proses produksi maupun perijinan produk, tak perlu pesimis karena anda bisa memanfaatkan jasa maklon/ proses produksi dikerjakan pihak lain.

Jenis produk dan pemasaran. Untuk membuat produk obat herbal, kecenderungan saat ini masyarakat lebih banyak berminat pada jenis obat herbal untuk menyembuhkan penyakit yang umum dijumpai. Untuk usaha skala kecil diawal usaha, produk bisa dipasarkan ke lingkungan rumah dan klinik pengobatan herbal tanpa perlu lebih dulu mengurus izin edar BPOM. Bila berkembangnya bagus maka izin edar produk bisa diurus ke BPOM sehingga produk bisa dijual bebas ke pasaran. Untuk memperluas pasar sebaiknya pelaku usaha juga membuka sistem keagenan dengan tawaran diskon menarik, membuka toko online, untuk mempromosikan produk, serta menyediakan fasilitas pengobatan alternatif karena klinik ini akan mendukung penggunaan obat herbal sehingga khasiatnya akan lebih terasa bagi pasien yang datang ke klinik. Bisnis obat herbal juga mampu meraup keuntungan besar hingga 60 %.    

BERBISNIS KAUS MOTIF DAYAK

BERBISNIS KAUS MOTIF DAYAK. Yogyakarta punya Dagadu. Bali punya Joger. Palangkaraya punya Saverock, sebuah merek kaus bermotif Dayak khas Kalimantan Tengah. Demikian impian Kilat Kasanang ( 34 ) yang berkreasi dan menciptakan bisnis distro kaus sekaligus melestarikan motif suku Dayak.

Impian itu perlahan lahir dari kebersamaannya dengan rekan-rekan satu band, Staccato. Tahun 2009, Kilat ingin mempromosikan bandnya melalui cendera mata berupa kaus bertajuk Staccato. Karena tidak memiliki pengalaman dalam hal memproduksi kaus, khususnya menyablon, para personel Staccato kemudian merangkul Ari, kawan Kilat yang pernah bekerja di tempat penyablonan.

Dengan modal Rp. 3 jutaan, mereka belanjakan 10 lusin kaus polos, berupa cetakan sablon dan sejumlah tinta khusus sablon. Dua lusin kaus polos mereka gunakan untuk uji coba menyablon tulisan-tulisan seputar band Staccato, grub band yang beraliran rock romantis.

Kilat dan teman-temannya tidak patah semangat. Mereka justru tertantang ingin menghasilkan kaus yang berkualitas baik, lebih menjual dan digemari masyarakat. Setelah kualitas sablonannya membaik, mereka pun memasarkan kaus itu lewat kios sewaan berukuran 2 m x 2 m di Mal Palangkaraya pada tahun 2010. Salah satu desain kata-kata humor yang juga dipelesetkan itu adalah How can and ikau are do it?

Kilat menjualnya di mal dengan harga Rp. 60.000 per kaus. Setiap bulan dapat menjual sekitar 250 kaus dengan total pemasukan Rp. 15 juta. Setelah dipotong biaya produksi, sewa tempat dan upah dua karyawan, laba bersih yang didapat mencapai rp. 3 juta. Namun karena laba bersih itu harus dibagi-bagi, satu persatu anggota band dan juga Ari meninggalkan usaha penyablonan itu.

Cermati desain. Meskipun Kilat seorang diri, tetap teguh mempertahankan usahanya. Kilat kemudian memberi merek Saverock untuk kaus produksinya. Nama itu berasal dari nama putra sulungnya yang bernama Saverock Stratocaster.
Diapun mencermati, desain kata-kata humor khas Dayak ternyata hanya dipahami masyarakat setempat. 
Diapun mencermati, desain kata-kata humor khas Dayak ternyata hanya dipahami masyarakat setempat. Dari situ, Kilat kemudian mengembangkan kaus bermotif Dayak, antara lain, motif mandau, tameng, tombak, dan balanga.

Melalui kaus motif Dayak khasKalimantan Tengah itu, Kilat ingin melestarikan motif-motif Dayak dan mengenalkan hasil seni budaya kepada masyarakat Indonesia. Motif Dayak merupakan salah satu kekayaan tradisi budaya kita, warisan yang harus dijaga.

Pada tahun 2012, Kilat telah mampu merakit mesin sablon rotary dengan modal Rp. 6 juta untuk menambah kualitas sablon. Dengan dibantu dua karyawan, Kilat membuka gerai berukuran 2,5 meter x 6 meter di rumahnya. Kedua karyawan membantu Kilat dalam penyablonan, pengepakan dan pendistribusian. Selain dirumahnya, Kilat juga memasarkan kausnya di Toko Cendera Mata Martapura, Gallery Tjilik Riwut, Palangkaraya.

Adapun bahan kaus katun polos itu didatangkan dari Jakarta. Kini kaus saverock yang memiliki sekitar 50 desain motif dayak dijual dengan harga Rp. 90.000 – Rp. 95.000 per kaus dan dalam sebulan Kilat dapat meraih laba sekitar Rp. 6 juta. Karen menerpkan sistem distro atau produksi terbatas, setiap desain diproduksi paling banyak 24 kaus.


Kilat mengakui ada kesulitan untuk menambah jumlah produksi karena kaus yang terjual dalam sebulan paling banyak 300 kaus, karena jumlah wisatawan yang berkunjung ke Palangkaraya hanya sedikit.

AGRO TAWON DAN WISATA PETIK MADU


Memelihara lebah sejak tahun 1978 awalnya hanya pengisi waktu luang. Beberapa kotak lebah lokal dipelihara untuk dimanfaatkan madu dan larvanya bagi keluarga dan para tetangga. Kegiatan itu kemudian berkembang menjadi peternakan lebah yang cukup besar dengan diversifikasi kegiatan yang saling mendukung.
Sekarang peternakan lebah itu menjadi payung usaha bagi keluarga Gunawan sekaligus bagian dari kegiatan sosial. Itulah kegiatan usaha yang bernaung dibawah Peternakan Lebah Rimba Raya di Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Setelah pindah rumah dan mengembangkan jenis lebah lain, sejak tahun 1995, Gunawan mengajari putranya, Hariyono mengembangkan peternakannya dengan melakukan berbagai terobosan mengenai produk lebah maupun bidang kegiatan yang bisa dikaitkan dengan peternakan lebah.
Selain produk asli berupa madu, polen, propolis, dan royal jelly, usaha ini juga memproduksi sejumlah produk seperti madu propolis infeksi, madu propolis alergi dan cuka madu propolis. Setiap produk mengandung manfaat yang berbeda-beda.
Diversifikasi kegiatannya dalam wadah Agro Tawon dan Wisata petik Madu adalah toko buah dan produk-produk lebah, pembibitan lebah, pelatihan ternak, pembibitan beberapa jenis tanaman, pertanian organik, wahana outbound dan restoran.
Hariyono sehari-hari menangani peternakan lebah termasuk ketiga adiknya sebanyak 1200 koloni. Selain beternak, ia juga menjelaskan soal penangkaran lebah (koloni), pengenalan seluk beluk ternak lebah kepada para tamu, pelatihan beternak dan terapi sengat lebah.
Terus berkembang.  Dari kegiatan mengisi waktu dengan 3-5 koloni lebah lokal tahun 1980, tujuh tahun kemudian kegiatan itu menjadi peternakan lebah di lahan sekitar 1.700 m persegi. Sejak tahun 1985 juga diternakan lebah impor yang produksi madunya bisa mencapai sekitar 30 kg per koloni per tahun. Angka produksi ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan lebah lokal dengan produksi 5-15 kg per koloni setiap tahun. Sementara lebah klanceng hanya menghasilkan 4-5 kg madu per koloni per tahun.
Ketekunan membuat usaha peternakan ini berkembang. Area peternakan terus bertambah menjadi 6,5 hektar pada 2014. Kegiatan usahanya pun melebar dan melibatkan keluarga serta pihak luar. Ayahnya kini menangani pengolahan, pengemasan, dan pemasaran produk lebah. Kegiatan lain seperti restoran, toko buah, dan biogas diserahkan kepada adik-adiknya.
Tidak semua kegiatan yang dikelola Hariyono bersifat bisnis. Pengenalan dan pembelajaran beternak lebah dengan semua produknya serta terapi sengat lebah dilakukan tanpa memungut bayaran.
Memahami madu asli. Dalam acara pengenalan lebah, Hariyono selalu memaparkan aneka kiat untuk membedakan madu asli dengan madu tiruan, termasuk membantah berbagai pedoman salah kaprah tentang madu asli.
Hariyono juga menyediakan koloni lebah untuk dijual, baik lebah lokal, lebah impor maupun klanceng. Selain di Jawa, peminat koloni lebah juga berasal dari daerah luar Jawa. Harga lebah tergantung dari jenis dan besar kecilnya.
Hariyono juga berbagi peluang bisnis , bekerja sama dengan beberapa pensiunan kebun raya dan LIPI dengan sistem bagi hasil, mengembangkan peternakan lebah. Hal serupa dilakukan dengan para peternak di beberapa tempat yang menjadi area penggembalaan lebah seperti Pati, Jepara, Pasuruan dan Banyuwangi.